Penelusuran adalah hobi yang mengasyikkan. Ada perasaan yang tak bisa
dilukiskan saat kita melakoninya. Tiap kali gua berhasil ditelusuri, ada banyak
cerita yang bisa ditularkan. bukan hanya
kebanggaan tetapi selalu memancing kerinduan untuk kembali. Namun harus ingat,
ada etika yang harus dipenuhi saat menelusuri gua.
Penelusuran gua merupakan kegiatan kelompok. Itu sebabnya dalam setiap
penelusuran tidak dibenarkan seorang diri. Jumlah minimal untuk sebuah kegiatan
eksplorasi gua adalah empat orang. Ini didasarkan pada faktor keamanan, jika
terjadi kecelakaan pada seorang anggota kelompok, satu orang dibutuhkan untuk
menjaganya. Sedang dua anggota lainnya menyiapkan pertolongan (rescue), atau
kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk.
Sebelum memasuki gua, yang harus dilakukan adalah meninggalkan pesan kepada
orang lain tentang tujuan gua yang akan dimasuki, jumlah penelusur, lama
kegiatan, bagian gua yang akan dimasuki, dan lain-lain. Kemudian tinggalkan seorang pengamat di luar
gua. Orang ini akan sangat berguna untuk memberi peringatan, jika terjadi
sesuatu di luar gua, misalnya hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dalam
gua. Kalau tidak mungkin, pelajarilah keadaan cuaca terakhir di daerah
tersebut, juga disiplin waktu yang ditetapkan.
Hal lain yang harus diperhatikan, yaitu membawa makanan dan minuman. Paling
penting kondisi badan harus selalu fit di saat melakukan penelusuran gua. Sikap
yang baik, menyadari kemampuan diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk
menelusuri gua, jika kondisi atau kemampuan tidak memungkinkan.
Satu hal yang harus diresapi dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu
masalah "konservasi”. Jangan mengambil apa pun, jangan meninggalkan apa pun dan
bunuh apa pun. Setiap buangan yang ditinggalkan akan merusak lingkungan
biologis gua yang sangat rapuh, misalnya sampah karbit. Bawalah semua sampah ke
luar gua dan buang ke tempat pembuangan sampah.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan oleh penelusur adalah tindakan tercela,
karena untuk merusakkan benda-benda dalam gua misalnya stalagmit dan stalagtit
hanya butuh beberapa detik saja, sedangkan proses pembentukan benda-benda
tersebut membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Jika prinsip-prinsip tersebut disadari dan dilaksanakan oleh para penelusur
gua, maka semboyan: "Take nothing but picture, leave nothing but footprint,
kill nothing but time”, terasa semakin berarti.
Sumber : situs MAPALA JUSTITIA FH UNLAM
|