I. NAVIGASI DARAT Navigasi Darat merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bagai mana membaca dan atau menggunakan peta, menggunakan kompas dan menggunakan
keduanya untuk keperluan kegiatan di alam terbuka dan
keperluan-keperluan lainnya.
Dengan penguasaan terhadap peta-kompas
kita dapat leluasa berkegiatan di alam terbuka tanpa harus takut
tersesat. Inti dari materi navigasi darat adalah bisa membaca peta,
menggunakan kompas dan menggunakan keduanya di lapangan. Kemahiran
dalam bernavigasi tidak dapat diperoleh hanya dengan membaca buku dan
mempelajari teorinya saja, tetapi harus banyak dipraktekkan pada medan latihan dengan kasus
yang berbeda-beda. Peralatan dasar dari navigasi adalah peta, kompas,
protractor, altimeter, kurvimeter, penggaris serta peralatan tulis dan
untuk tingkat yang lebih lanjut penggunaan GPS (Global Positioning System). Navigasi darat dalam penggunaannya yang lebih khusus dibagi lagi menjadi Navigasi Sungai dan Navigasi Pantai.
II. SURVIVAL GUNUNG – HUTAN Kegiatan
di alam terbuka merupakan suatu kegiatan yang penuh dengan
ketidakpastian karena media yang dijadikan sebagai tempat bermain
berhubungan langsung dengan alam yang terkadang kurang bersahabat yang
setiap saat act berubah dari awalnya tenang dan menyenangkan menjadi
sesuatu yang menakutkan dan dapat membahayakan jiwa orang yang
bersangkutan. Musibah gunung-hutan pada awalnaya sering diakibatkan
karena tersesat, kehilangan arah perjalanan actorena penyebab lainnya
ketika malakukan kegiatan. Pada kondisi seperti ini kita dituntut untuk
act keluar dari kesulitan-kesulitan yang ada yang terkadang act
berhari-hari dengan kondisi tubuh yang lemah, perbekalan yang menipis,
kondisi cuaca dan alam yang sangat tidak bersahabat bahkan sangat
ekstem dan dalam berbagai macam kesulitan lainnya. Pada saat inilah
kita berada dalam kondisi survival. Kemampuan yang kita miliki menjadi
actor terpenting dari sukses tidaknya kita keluar dari kesulitan
tersebut. Kemampuan penentu tersebut meliputi. -
pemahaman kita tentang kondisi diri sendiri baik yang berupa fisik
(keletihan, kedinginan, kelaparan, dehidrasi, patah tulang) maupun
berupa mental (anic, tegang, stress, takut dan kemerosotam mental),
dilakukan secara sendiri maupun berkelompok. -
Pemahaman tentang alam/lingkungan dimana kita sedang melakukan
survival. Pemahaman ini meliputi udara, cuaca, serangan penyakit,
tumbuhan beracun, bahaya dan serangan binatang buas/berbisa dan
pemahaman lainnya yang berkenaan dengan alam lingkungan di mana kita
berada. Dari kemampuan memahami kondisi diri dan alam lingkungan yang
ada, kita dapat melakukan berbagai tindakan baik statis (bertahan di
tempat sambil menunggu pertolongan) maupun dinamis (bergerak sambil
mempertahankan hidap mencari pertolongan dan jalan keluar). Tindakan-tindakan yang diambil berkisar dalam hal : - Bivak, yaitu pembuatan tempat berlindung dari berbagai jenis baik yang dibuat dari bahan alami maupun dari barang yang dibawa - Air, yaitu bagaimana cara menghemat air, mendapatkannya dari sumber alami maupun yang harus diproses secara sederhana -
Api, yaitu bagai mana menbuat perapian dengan menggunakan korek api
maupun dengan membuat sendiri dengan peralatan sederhana yang ada yang
digunakan sebagai penerangan, penghangat, mengusir binatang, maupun
untuk memasak dengan teknik yang sangat sederhana -
Makanan, yaitu mengumpulkan dan mencari makanan baik yang berasal dari
nabati maupun hewani. Pengenalan terhadap tumbuhan sangat membantu
dalam pencarian makanan baik yang berupa tumbuhan makanan, beracun dan
obat, begitu juga memahami tentang habitat dan kebiasaan binatang baik
yang menguntungkan maupun yang membahayakan dan bagaimana untuk
mendapatkannya Ketrampilan,
kemampuan diri dan pemahaman terhadap lingkungan inilah yang sangat
membantu kita untuk dapat keluar dengan selamat dari kondisi survival
yang serba sulit dan menegangkan.
III. S . A . R GUNUNG – HUTAN S A R (Search And Rescue - Pencarian dan Penyelamatan) gunung-hutan merupakan suatu operasi dalam pencarian barang/dokumen penting, manusia (pendaki gunung yang hilang atau korban musibah kecelakaan pesawat terbang dan musibah lainnya) kemudian melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi terhadap barang/manusia yang telah ditemukan. Operasi S
A R lebih ditekankan pada kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan
ini pada kegiatan hutan-gunung banyak dilakukan pada pencarian orang
yang hilang di hutan-gunung baik yang diperkirakan yang masih hidup
maupun yang sudah mati. Pengetahuan dasar dari orang yang terjun langsung dalam operasi S A R (biasa
disebut ESAR – Explorer Search And Rescue) ini adalah penguasaan
praktek Navigasi, teknik dan prosedur dari pencarian, memahami P3M praktis, dan menguasai teknik-teknik survival bila terjadi sesuatu hal diluar perkiraan semula.
IV. DASAR-DASAR MOUNTAINEERING Dasar-dasar
Mountaineering merupakan materi yang memberikan gambaran tentang
jenis-jenis pendakian/perjalanan, klasifikasi pendakiaan baik yang
berdasarkan kesulitan maupun yang berdasarkan semua faktor yang
mempengaruhinya, sistem pendakian, dan teknik-teknik dasar
pendakian/rock climbing dan pembagian pendakian berdasarkan pemakaian
alat. Materi ini juga memberikan gambaran tentang macam-macam teknik
rappeling dan penjelasan tentang peralatan apa saja yang dibutuhkan
untuk kegiatan ini. Dalam prakteknya materi moutaineering lebih
menjurus pada kegiatan rock Climbing (panjat tebing).
V. KESEHATAN PERJALANAN Kesehatan
perjalanan merupakan sutau materi yang membahas tentang faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi tubuh dalam pencapaian tubuh yang prima
dalam melakukan suatu perjalanan yang terkadang berhari-hari bahkan
berminggu-minggu. Pencapai tubuh yang prima merupakan suatu persyaratan
dalam tercapainya tujuan dari perjalanan. Faktor yang sangat dominan
dalam pencapaiaan kesehatan dalam perjalanan banyak dipengaruhi oleh
faktor fisik, mental dan daya tahan tubuh. Dalam
pencapaian kondisi tubuh yang prima dapat ditempuh dengan pengetahuan
tentang kesehatan perjalanan, perlengkapan perjalanan, perlengkapan P3M.
VI. PERTOLONGAN PERTAMA PADA MUSIBAH (P3M) Musibah
dapat datang kapan saja tidak terkecuali pada kegiatanm alam terbuka,
pengetahuan tentang penanganan, dan pertolongan pada musibah merupakan
ketrampilan yang harus dikuasai oleh orang yang berkegiatan di alam
terbuka yang akan dipergunakan untuk menangani kecelakaan yang terjadi
atas diri sendiri maupun pada orang lain. Penanganan P3M ini
sifatnya hanya sebagai pertolongan pertama dan antisipasi akan
terjadinya kerusakan yang lebih parah dari kecelakaan yang sudah ada.
VII. ILMU PENAKSIRAN Ilmu penaksiran merupakan suatu ketrampilan pendukung yang harus dikuasai oleh penggiat alam terbuka. Penguasaan dari teknik-teknik
penaksiran sangat membantu sekali dalam melakukan suatu kegiatan karena
kita dapat memperkirakan sesuatu dengan teknik-teknik yang ada dengan
peralatan yang g tersedia di alam atau peralatan sederhana yang dibawa.
Dengan ilmu penaksiran kita dapat menaksir lebar sungai,lembah atau
lainnya dengan menggunakan alat bantu sederhana, menaksir kedalamam dan
kecepatan sungai, menaksir ketinggian pohon, tebing, bangunan dan
lainya, menaksir waktu dan jarak tempuh perjalanan dan memperkirakan
cuaca dengan memperhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh alam dan
binatang.
VIII. MEMBACA JEJAK ALAM Pengetahuan tentang jejak
yang tertinggal di alam dapat membantu kita dalam pencarian makanan,
menghindari daerah binatang berbahaya dan manfaat-manfaat lain. Kita
dapat mengetahui dari jejak yang ditinggalkan binatang apa yang berada
dan melintasi daerah tersebut. Jejak alam yang biasa terlihat biasanya
dari bekas injakan kaki, kotoran, sisa makanan yang ditinggalkan dan
lainnya. Jejak alam tersebut dapat dipelajari dari literatur yang ada
dan selalu mengadakan pengamatan bila sedang melakukan kegiatan di alam
terbuka.
IX. JERAT DAN PERANGKAP Perangkap
dan jerat (traps) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
mendapatkan binatang sebagai bahan makanan saat dalam kondisi survival.
Berhasil tidaknya dalam mendapatkan binatang dari jerat yang
dibuat tergantung dari jenis jerat yang dibuat, kemahiran yang dimiliki
dan pengalaman dalam malakukannya. Peralatan
dalam pembuatan jerat ini dapat diambil dari barang yang kita bawa
ataupun benda-benda alami yang sudah tersedia di alam. Materi ini memberikan pengetahuan tentang pembuatan jerat/perangkap yang disesuaikan dengan binatang apa yang akan ditangkap.
X. PENGENALAN KARAKTERISTIK SUNGAI Dalam
beberapa kegiatan terkadang kita banyak berhubungan dengan sungai,
seperti penelusuran sungai, penyeberangan sungai maupun pengarungan
sungai itu sendiri. Kita dituntut untuk mengetahui karakter dari suatu sungai dengan berbagai seluk beluknya yang aman maupun yang berbahaya. Pengetahuan
kita tentang sungai akan memberikan rasa aman ketika kita dituntut
untuk melakukan kegiatan di sungai. Materi ini memberikan gambaran
tentang keadaan dari suatu sungai, diantaranya : pembagian
daerah daerah aliran sungai, faktor utama terjadinya riam/jeram,
bentu-bentuk arus sungai, jenis-jenis riam/jeram dan lainnya. Pengetahuan ini merupakan ilmu dsar dalam kegiatan arung jeram/rafting.
XI. TEKNIK PENYEBERANGAN Materi
teknik penyeberangan ini memberikan pengetahuan tentang teknik-teknik
yang dilakukan dalam melakukan penyeberangan pada medan basah maupun
kering. Sungai, danau dan rawa-rawa mrupakan medan basah yang terkadang
harus dilewati. Dalam penyeberangan medan basah kita dapat melakukannya
dengan teknik penyeberangan basah dan kering. Penyberangan dengan
teknik basah dilakukan dengan membuat pelampung dengan
barang yang kita bawa ataupun dari alam. Penyeberanga kering dapat
dilakukan dengan membuat peralatan sederhana dari bahan alami atau dari
yang lainnya.
XII. SIMPUL DAN TALI - TEMALI Ketrampilan
dalam menggunakan tali temali dan simpul sangat membantu dalam setiap
kegiatan karena akan mempercepat dalam pembuatan dan membukanya kembali
sesuai dengan kebutuhan dan memberikan rasa aman dalam penggunaannya. Materi ini memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis tali dengan berbagai kelebihan
dan kelemahannya yang biasa dipergunakan dalam kegiatan alam terbuka
dan cara pemeliharaannya. Juga yang lebih penting adalah bagaimana
membuat simpul dari berbagai jenis tali dengan keperluan yang
berbeda-beda. Dalam kegiatan alam terbuka minimal ada 13 jenis simpul yang harus dikuasai dan 17 jenis lainnya sebagai tambahan.
XIII. MANAJEMEN PERJALANAN Suatu
perjalanan akan berhasil memenuhi target jika semenjak dari awak
keberangkatn diatur dan direncanakan dengan baik. Manajemen suatu
perjalanan tidak lepas dari unsur-unsur dari manajemen itu sendiri,
yaitu P O A C. Planning/perencanaan
perjalanan, Organizing/pengorganisasian perjalanan,
Actuating/pelaksanaan perjalanan dan Controlling/pengontrolan,
pengawasan dan pengevaluasian perjalanan.
XIV. PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN Materi ini menerangkan menjeklaskan tentang perlengkapan dan perbekalan dalam setiap melakukan suatu perjalanan disesuaikan dengan medan yang akan selalui. Perlengkapan
yang standar yang harus dimiliki oleh orang yang berkegaitan di alam
terbuka. Standar dalam arti kata yang biasa dipakai pad medan tertentu,
kuat, ringan dan kecil dalam pengepakan dan mempunyai kebih dari satu
kegunaan. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dapat dikelompokkan dalam
perlengkapan jalan, perlengkapan tidur, perlengkapan masak dan makan,
perlengkapan khusus dan perlengkapan tambahan. Dan yang tak kalah
pentingnya juga adalah masalah perbekalan yang dibawa. Pengaturan
perbekalan/setting menu harus memenuhi kebutuhan tubuh dalam
perjalanan, denga beberapa persyaratan, diantaranya mudah diolah dan
dimasak, ringan dibawa, tidak menghabiskan tempat,harga sesuai dengan
kemamppuan, dan berkalori tinggi.
|